Posted by : Criter
Jumat, 26 Oktober 2012
Mungkin sepintas kita beranggapan
bahwa kurang mempercayai adanya Jaringan Internet yang disalurkan melalui kabel
listrik. Hal inilah yang menjadi marak saat ini ini untuk dikembangkan oleh
pemerintah sebagai jalur akses internet disamping kabel telepon. Ini
benar-benar nyata dan sudah mulai di trial di indonesia. Teknologi koneksi
internet yang memanfaatkan jaringan Listrik ini adalah PLC (Power Line
Communications).
PLC merupakan kepanjangan dari Power
Line Communications, teknologi yang menggunakan koneksi line kabel listrik yang
dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk memberikan pasokan
energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga dapat digunakan untuk
mentransfer data dan transmisi suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih
menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi
data menggunakan fiber optic, mulai dari 256 Kbit/s sampai 45 Mbit/s.
PLC atau yang biasa disebut
‘internet via jala-jala’, adalah koneksi internet dengan menggunakan kabel daya
PLN. Jadi koneksi internet yang selama ini memakai kabel komunikasi dengan port
RJ11 atau RJ45 akan diganti dengan kabel daya/jala-jala langsung dari kabel
daya PLN. Bisa, karena memanfaatkan medan elektromagnet yang ditimbulkan oleh
akitivitas penghantaran arus (Hukum Maxwell).
Kita tidak perlu susah-susah ke
warnet, cukup pasang line di rumah aja, kita udah bisa berselancar di dunia
maya adapun penertian lain dari PLC (Power Line Communication), yaitu
menggunakan jaringan kabel listrik untuk komunikasi dan transmisi data. Aliran
listrik itu sesungguhnya dapat digunakan untuk menjadi “carrier” (pembawa)
sinyal informasi dan data. Karena data itu sendiri dapat dikonversi dari format
digital menjadi analog. PLC ini adalah teknologi yang menggunakan koneksi kabel
listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk
memeberikan pasokan energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga dapat
digunakan untuk mentransfer data dan transmisi suara.
Kecepatan maksimal yang bisa diraih
menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi
data menggunakan fiber optic, mulai dari 256 Kbit/s sampai 45 Mbit/s. Kita juga
tidak usah takut kesetrum, karena koneksi internet ini (BPL) menggunakan
carrier yang bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan
AC. Kalau kita ingin mengakses internet dari colokan listrik begini, kita harus
punya “modem” khusus BPL dan ini berbeda dengan modem konvensional yang
berbasis koneksi telefon (dial-up) atau lainnya.
Dengan teknologi jaringan telepon
kabel tersebut, kita bebas mengakses Internet tanpa menutup peluang jika ada
telepon yang akan masuk. Ini merupakan kelebihan yang nyata dari jaringan
telepon melalui kabel listrik yang dimiliki PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)
yang menghubungkan dari rumah yang satu ke rumah yang lain.
Skematik Internet Via Kabel Listrik
Secara teoritis, kabel listik memang
bisa digunakan untuk membawa “paket data” seperti halnya kabel telefon dan
kaber fiber optic yang lazim digunakan untuk koneksi internet. dan
pengaplikasiannya untuk koneksi internet disebut BPL (Broadband Over Power
Lines). koneksi internet ini (BPL) menggunakan carrier yang bermain pada
frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC. Kalau dianalogikan,
ibaratnya di dalem kabel listrik yang bisa membuat Kita kesetrum, itu bisa
disusupin paket data dan bahkan suara dalam gelombang arus listrik AC yang
frekuensinya lebih rendah dibandingkan gelombang listrik AC-nya sendiri.
Ibaratnya dalam satu kabel seolah-olah ada dua kabel yang berbeda, satu ada
setrumnya, satu lagi buat koneksi internet.
Bagaimana mengirim data melalui arus
AC?
Secara prinsip, pengiriman data
melalui kabel setrum ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal komunikasi yang
berisi data di bawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data
ini membutuhkan frekuensi gelombang skala rendah, 1-50 MHz. Data mengalir
melalui kabel fiber optik tegangan tinggi. Kemudian di awal proses, sinyal
sinyal data tadi masuk ke ISP milik Icon+. Dari sini, data mulai ditumpangkan
ke dalam aliran listrik tegangan menengah, lalu dibagi dalam dua jalur: via
kabel fiber optik dan kabel tegangan tinggi. Data yang menumpang tadi terlebih
dahulu masuk ke dalam gardu distribusi listrik, untuk mengubah tegangan
listriknya – dari tegangan menengah ke tegangan listrik rendah.
Dengan PLC, sinyal telekomunikasi
(data, gambar, voice) dapat ditumpangkan atau diinjeksikan kejaringan listrik
tegangan rendah (1-30 MHZ) dari jaringan data eksternal. Analoginya, arus
listrik mengalir seperti air laut yang menghasilkan gelombang dan buih.
Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang
dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk menghantarkan sinyal suara dan data.
sumber : fajarvartan.blogspot.com